Kamis, 24 Maret 2011

Sebagai Sumber Referensi

Sejarah Jembatan Ampera
Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera yang telah menjadi simbol kota Palembang ini terletak di tengah-tengah kota Palembang yang menghubungkan seberang Ulu dan seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Struktur
·         Panjang                              : 1.117M (bagian tengah 71,90m)
·         Lebar                                   : 22m
·         Tinggi                                 : 11,5m dps
·         Tinggi menara                : 64m dari permukaan tanah
·         Jarak antara menara   : 75m
·         Berat                                  : 944 Ton


Pembangunan jembatan Ampera ini dimulai pada tanggal 16 September 1960, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya, jembatan ini pun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.
Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama. Bung karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang untuk memiliki sebuah Jembatan di atas Sungai Musi.
Peresmian pemakaian jembatan ini dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah
 Jembatan terpanjang di
Asia Tenggara.
 Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Menunggu Wajah Baru,  Jembatan Ampera sekitar Tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian rakyat.

Pada awalnya, bagian tengah badan Jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan Jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanisme, dengan dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 Ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkutannya sekitar 10 Meter per menit. Dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh Jembatan Selama 30 menit. Pada saat bagian Jembatan di angkat, kapal dengan ukuran lebar 60 Meter dan tinggi maksimum 44,50 Meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya 9 Meter dari permukaan air sungai. Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Jembatan ini dibangun diatas sungai Musi di Palembang dan merupakan salah satu tipe Vertical-lift bridge satu-satunya di Indonesia

Perkembangan Sungai Musi dari Zaman ke Zaman...

Jembatan Ampera Saat dibangun 1960-1965




Jembatan Ampera tahun 1960-an


Jembatan Ampera tempo Doloe


Jembatan Ampera tempo Doloe





Tidak ada komentar:

Posting Komentar